Pengajaran Konvensional
Selama ini, saya tidak hanya mengajar IELTS, namun juga TOEFL, general English dan academic writing. Sebagai seorang pengajar, saya selalu memberikan penjelasan yang terkesan rigid dan well-structured. Meski demikian, sebenarnya ada beberapa cara gokil yang bisa diterapkan dalam tes Bahasa Inggris, terutama jika anda akan mengambil tes TOEFL.
Ada apa dengan TOEFL?
TOEFL adalah tes yang dibuat dan disusun sedemikian rupa, sehingga ia menjadi jenis tes yang highly-standardized (pengecualian ada di jenis tes iBT dimana akan ada kejutan-kejutan yang menanti anda). Karena tes ini begitu terstandardisasi, ada tendensi bahwa TOEFL menjadi pretty much predictable. Jika anda perhatikan dengan seksama, anda akan menyadari bahwa:
Tes TOEFL selalu menggunakan jenis soal dan materi yang sama persis, hanya kalimatnya saja berbeda
Hal ini tentu saja membuat beberapa test takers menjadi sangat fokus menguasai aspek teoretis bahasa, dengan mengesampingkan performance. Hal ini tentu tidak terjadi pada tes IELTS yang melibatkan unsur human communication pada Speaking Sectionnya. Saking predictable nya tes TOEFL, anda hanya perlu memahami 34 skill pada part Listening, 60 skill pada part Grammar and Written Expression, serta 14 skill pada part Reading (silahkan cek kebenarannya di materi yang ada di buku Longman, you will see). Most of them are closed-question, kecuali pada part idiomatic expression.
Dengan demikian, anda tak perlu repot-repot mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan di luar skill tersebut. Hal ini berbeda dengan tes IELTS yang didominasi oleh open question.
Cara Pengerjaan Gokil ala Tes TOEFL
a.Eliminasi Dua Jawaban yang Pasti Salah
contoh 1: Kasus grammar and written expression
Perhatikan satu contoh yang saya kutip dari buku Longman berikut:
1. The North Pole ___________ a latitude of 90 degrees north
a. it has
b. is having
c. which is having
d. has
Satu hal lain yang perlu anda ketahui tentang tes TOEFL adalah penekanan yang berlebihan pada Subject dan Verb suatu kalimat. Jika anda cukup jeli memperhatikan masalah yang sering dimunculkan pada soal grammar serta solusi pengerjaanya, anda akan tahu bahwa sebagian besar pertanyaan grammar akan berkaitan dengan Verb. Sementara jenis kata lain seperti Preposition, Determiner, dan lain sebagainya hanya menjadi variasi alias pemanis saja di beberapa soal.
Nah, sekarang mari kita bahas contoh soal di atas. Jika anda adalah seorang veteran tes TOEFL yang sudah berkali-kali mencoba mengambil tes, makan anda akan menyadari bahwa jawaban a. it has dan jawaban c. which is having adaah pasti salah.
Hal ini tidak jauh-jauh dari faktor dominasi Subject dan Verb di soal grammar TOEFL. Setiap kali anda mengerjakan soal grammar, satu hal yang harus anda perhatikan pertama kali adalah Subject dan Verb.
-Jika sebuah kalimat tidak memiliki Subject, bisa dipastikan bahwa kalimat itu salah
-Jika sebuah kalimat tidak memiliki Verb, bisa dipastikan bahwa kalimat itu salah
-Jika sebuah kalimat memiliki double Verb, bisa dipastikan bahwa kalimat itu juga salah
Lha, kok jadi serba salah?
Justru karena aturan yang rigid inilah anda akan sangat terbantu. Anda akan dapat dengan mudah mempersempit scope pencarian anda dan dengan demikian, menemukan jawaban yang paling tepat.
Pada soal diatas, dapat kita lihat bahwa soal tersebut sudah memiliki Subject, namun belum memiliki Verb. Karena Verb hukumnya 'fardhu' dalam sebuah kalimat, maka bisa dipastikan kita butuh sebuah Verb sebagai jawaban. Hanya Verb saja, gak perlu yang lain-lain, okay?
Jawaban a. itu salah karena ada pronoun "it" nya, padahal tadi kita cuma butuh Verb kan? Jawaban c. itu juga salah karena ada relative pronoun "which", lha ngapain coba, kan kalimatnya cuma satu klausa saja jadi gak perlu pake which segala.
Sekarang sisa dua opsi antara b. sama d. Untuk menentukan apakah jawabannya b. atau d. ini sobat harus agak flashback dikit mengenai bab Verb yang sudah saya jelaskan di artikel ini nih. Dikatakan bahwa ada aspect verb yang namanya simple. Verb jenis simple ini biasanya digunakan untuk jelasin sesuatu yang sifatnya habitual dan berulang serta menjelaskan suatu fakta umum.
Kalau sobat perhatikan, fakta bahwa kutub utara ada di garis lintang 90 derajat utara itu adalah sebuah fakta umum, dan selalu terjadi demikian. Dari dulu yang namanya kutub ya ada disitu aja dan gak kemana-mana. Sampai kapanpun dia juga akan terus disitu. Karena hal tersebut adalah sebuah fakta umum, maka Verb yang paling tepat digunakan adalah Simple Present Tense "has" sehingga ntar kalimatnya jadi kaya gini:
The North Pole has a latitude of 90 degrees north, kutub utara berada di posisi 90 derajat utara.
b.Memprediksi Jawaban Hanya dengan Logical Assumption
contoh 2: soal grammar and written expression
Mari kita gunakan contoh soal Grammar Longman berikut ini:
Rubber _________ from vulcanized silicone with a high molecular weight is difficult to distinguish from natural rubber.
a. is produced
b. producing
c. that produces
d. produced
Dalam beberapa jenis soal, memang kadang kita perlu mengartikan sebuah kalimat dan menentukan apakah kalimat tersebut masuk akal (atau tidak). Sebagai contoh, opsi b. dan c. pada soal di atas sangatlah tidak mungkin dipakai sebagai jawaban karena nanti kalimatnya jadi aneh. Iya, aneh. Coba sobat perhatikan terjemahan dari kalimat tersebut jika jawabanya dalah b. atau c.
Seolah-olah rubber lah yang 'memproduksi' sesuatu. Padahal rubber disini berfungsi sebagai object (silahkan sobat ingat lagi bab mengenai passive voice). Jawaban bagi pertanyaannya adalah d. produced, yang merupakan reduksi dari Adjective Clause 'which is produced'. Jawaban a. is produced kurang tepat karena tidak ada relative pronoun which yang ada pada klausa terikat pada kalimat tersebut.
Kata 'producing' adalah reduksi dari Adjective Clause that produces. Keduanya bukan jawaban bagi soal ini karena tidak dapat digunakan untuk kalimat pasif.
c.Memilih Jawaban yang Paling Aneh
Contoh 3: soal Listening Comprehension
atau lebih tepatnya, memilih jawaban yang paling berbeda. Fenomena ini biasanya terjadi pada saat Listening. Entah mengapa, masih ada saja test takers yang memilih jawaban yang bunyinya mirip atau sama dengan audio. Padahal, justru jawaban ini lah yang biasanya salah. Pada TOEFL, jawaban yang benar biasanya adalah jawaban yang suaranya paling berbeda, dan merupakan parafrasa. Perhatikan satu contoh soal Listening yang saya kutip dari buku Longman berikut:
Audio transcript
Man : I'm tired just sitting here
Woman : Relax, I'm sure that the flight will depart real soon
Question
What does the woman mean?
a. A few minutes ago, the flight departed
b. The fight will start in a while
c. They are frightened about the departure
d. The plane is going to take off soon
Bisa anda lihat bahwa jawaban a, b, dan c mengandung kata yang suaranya hampir sama, yakni flight, fight dan frightened. Dalam soal Listening TOEFL, jawaban yang seperti ini harus dihindari. Pilihlah jawaban yang paling berbeda dan mengandung parafrasa kata yang disebutkan di audio. Pada soal ini, parafrasa dari kata departed adalah take off.
d.Mengetahui Jawaban Listening bahkan sebelum Audio Diputar
Contoh 4: Soal Listening Comprehension
Ini adalah jenis strategi yang sering membuat orang tak habis pikir. Bagaimana bisa kita menjawab soal Listening sebelum mendengar audio? Kan jawabannya ada di audio?
Memang benar bahwa jawaban Listening selalu ada di audionya (ya iyalah 😒 bang, emang mau dimana lagi). Yang saya maksud menjawab pertanyaan disini hanyalah sebuah pendekatan saja, semacam prediksi gitu deh. Meskipun sudah pakai strategi ini, sobat tetap harus dengerin audio dong biar tahu jawaban pastinya apa. Oke, perhatikan contoh soal Listening berikut ini:
Audio transcript:
Woman : Did Jason say something nice about me?
Man : He couldn't have said nicer thing
Question:
What does the man mean?
a. He said some terrible things
b. He didn't say anything nice
c. She didn't have any nice things
d. He said really wonderful things
Pada soal seperti ini, kita bisa dengan mudah memprediksi jawaban hanya dengan memberikan label pada setiap opsi. Inti dari percakapan di atas adalah apakah si Jason guy ini bilang hal-hal yang baik atau buruk tentang si woman. Sekarang, coba sobat perhatikan opsi a sampai d sekali lagi, dengan memperhatikan label yang diberikan pada setiap opsi.
a. He said some terrible things - berarti si Jason bilang yang jelek-jelek tentang si woman
b. He didn't say anything nice - berarti si Jason bilang yang jelek-jelek tentang si woman
c. She didn't have any nice things - berarti si Jason bilang yang jelek-jelek tentang si woman
d. He said really wonderful things - Si jason bilang yang baik-baik tentang si woman ini.
Tentu saja jawaban yang benar adalah d, dan ini sudah cukup obvious bahkan sebelum audio diputar. Kan gak mungkin kita jawab a, b atau c, karena inti dari ketiga jawaban tersebut adalah sama. Ya kali kita punya tiga jawaban. Ingat bahwa sobat hanya punya satu jawaban, jadi pilihlah opsi yang cuma ada satu dan beda dari yang lain.
e. Menjawab Soal Grammar Hanya dengan Berdasarkan Jenis Soalnya Saja
Contoh 5: soal grammar and written expression
Ini tipikal di soal yang memang sudah ada pakem dari sononya sih, kaya soal appositive misalnya. Jadi, soal appositive itu adalah soal yang di kalimatnya ada dua Subject yang merujuk ke satu entitas yang sama dan dipisahkan oleh dua koma. Perhatikan contoh soal grammar berikut ini:
Andy, ________________always gets perfect mark in the final exam
a. class champions
b. the student
c. student who
d. the class champion,
Jawab soal ini gampang banget coy. Gak perlu rumus, gak perlu mikir, apalagi khawatir. Sobat bisa langsung lihat defnisi appositive aja, yakni:
Kalimatnya yang memiliki dua Subject yang merujuk ke satu entitas yang sama dan dipisahkan oleh dua koma
Nah, dari definisinya aja udah jelas kalo harus ada dua koma disitu. Ya pasti gak mungkin kita jawabnya milih opsi a, b, atau c. Kan kalo kita milih opsi ini ntar kalimatnya cuma punya satu koma, bukan appositive dong namanya. Kita langsung pilih aja opsi yang mengandung koma, yakni opsi d. Kalimat tersebut secara lengkap akan menjadi:
Andy, the class champion, always gets perfect mark in the final exam
Andy sama the class champion itu sebenarnya satu orang yang sama. Andy itu yaaa...si class champion itu.
Udah ah, saya udah pegel sama semua kegokilan ini. Jikalau sobat semua ada beberapa sample soal yang juga butuh tingkat kegokilan ekstra untuk menjawabnya, bisa langsung komen di bawah yes. Kalo sobat pada mau tanya juga gapapa. Atau mungkin mau kasih saran, request materi, atau apalah, silahkan tulis di kolom komentar di bawah ya.
Kalo sobat adalah pengunjung baru yang mau jalan-jalan cantik di blog saya, bisa cek materi TOEFL nyang sebelumnye disini nih 👇
No comments:
Post a Comment